Dimana Pemudaku?

"TANTANGAN DAN PERANAN PEMUDA INDONESIA DALAM PEMBANGUNAN"

"Berbicara soal tantangan dan "peran" "pemuda" dalam mayarakat sebenarnya mengundang diri memasuki wilayah permasalahan yang kompleks, rumit dan tidak mudah dipecahkan."

Kata "pemuda" umumnya dipakai sebagai konsep untuk memberi generalisasi kepada golongan masyarakat yang berada dalam kelompok umur tertentu, yang membedakannya dari kelompok-kelompok umur lain seperti anak-anak atau golongan orang-tua.


Masalah dan tantangan  "pemuda" yang sebenarnya tidak terpisah dari masalah masyarakat pada umumnya, sebab pada hakekatnya "pemuda" adalah suatu bagian masyarakat Indonesia. Karena itu masalah yang dihadapi oleh "pemuda" ditentukan oleh faktor-faktor dan keadaan serta kondisi masyarakat pada umumnya.


Pada kenyataannya, ciri umum dari struktur penduduk usia muda adalah pada kandungan permasalahan yang berkisar pada masalah kesempatan pendidikan, kesempatan kerja, kesehatan maupun pilihan-pilihan sulit karena perkembangan aspirasi non-phisik yang makin meningkat.


Permasalahan di atas makin menjadi kompleks pada saat pertumbuhan ekonomi menghadapi problem baru, baik oleh karena makin rendahnya tingkat pertumbuhan karena berkurangnya kemampuan dana pembangunan, tetapi juga kerena proses pemerataan kesejahteraan yang tidak secepat sebagaimana yang diharapkan.


Seperti yang kita sadari, "pemuda" Indonesia bukan merupakan suatu kelompok yang homogen, melainkan berasal dari mayarakat Indonesia yang pluralistik sifatnya. Pluralistik tersebut pada dasarnya terletak pada faktor-faktor sebagai berikut:
1. Kedaerahan.
2. Cara hidup di kota dan di pedesaan yang berlainan.
3. Perbedaan menurut kelas-kelas sosial.
4. Agama yang berbeda-beda.
5. Tingkat pendidikan dan keahlian yang berbeda-beda.


Disini, maka dapat diinventarisasikan masalah-masalah yang dihadapi generasi muda ("pemuda") adalah:
1. Kekurang-pastian "pemuda" terhadap hari depannya.
2. Tidak seimbangnya/jumlah "pemuda"/usia sekolah dengan fasilitas pendidikan dan pembinaan yang tersedia.
3. Besarnya jumlah "pemuda" yang putus sekolah.
4. Terbatasnya lapangan pekerjaan yang tersedia bagi "pemuda" dan jumlah pengangguran yang cukup besar.
5. Keberandalan dan kenakalan remaja/"pemuda" cukup mengkhawatirkan.
6. Penyalah-gunaan obat-obat narkotika dari kalangan "pemuda".




Menyongsong era globalisasi di Indonesia, tantangan utama yang harus dihadapi adalah peningkatan jumlah penduduk, peningkatan pendidikan, arus informasi dan komunikasi dan juga perubahan struktur ekonomi. Tantangan lain yang bakal dominan yang harus dihadapi "pemuda" adalah revolusi teknologi di bidang genetic engineering, bio-technology, eksplorasi angkasa luar, pengendalian tenaga nuklir, komputer dan robot-robotnya dan lain-lain.


Sementara itu timbul pertanyaan yang sangat mendasar, jika teknologi canggih ditempih bagaimana nasib teknologi padat karya dan tradisional? Padahal lebih dari 60 % penduduk Indonesia masih tinggal di pedesaan dan kemiskinan serta keterbelakangan masih menjadi masalah di mana-mana.


Tantangan-tantangan hebat dan masalah-masalah yang ada mengundang kita untuk memikirkan rumusan-rumusan atau terobosan-terobosan baru untuk mengatasinya, antara lain dengan:


1. Meningkatkan daya kreativitas "pemuda" sesuai dengan tuntutan proses perkembangan masyarakatnya, dengan terobosan-terobosan baru dalam cara berpikir dan mengevaluasi masalah-masalah baru yang dihadapi bangsanya.


2. Meningkatkan dan melibatkan "pemuda" dalam pemecahan permasalahan kemanusiaan dan moralitas, dimana "pemuda" akan mengembangkan hubungan atau unteraksi sosial yang lebih toleran dan manusiawi.


3. Mewujudkan pemikiran-pemikiran pada anggota masyarakat yang masih hidup dalam suasana kemiskinan.


4. Mengembangkan rasa solidaritas, dimana kelompok "pemuda" hadir di suatu suasana kehidupan bersama yang solider dan intim di dalam masyarakatnya.


5. Pembangunan diri manusia (terutamagenerasi mudanya/"pemuda") disamping dibekali dengan kecerdasan, moralita, keterampilan dan sebagainya, juga ditanamkan rasa percaya pada diri sendiri. "Pemuda" yang percaya pada diri sendiri, tidak akan takut terhadap godaan/pengaruh dari manapun datangnya, dan mereka mampu menyaring apa yang ada di sekitarnya, baik yang datang dari masyarakatnya sendiri maupun dari dunia luar dan meramu ke dalam suatu kreasi atau ciptaan baru yang orisinil.


"Pemuda" haruslah dilihat sebagai bagian dari kehidupan dalam suatu masyarakat yang mempunyai "peranan" dan kewajiban sendiri. Pada masa sekarang ini, "pemuda" diharapkan dapat lebih aktif mengambil  "peranan" dalam pembangunan baik pembangunan ekonomi, sosial maupun dalam usaha-usaha perdamaian.


Dalam bidang ekonomi misalnya, "pemuda" harus lebih ber"peran" aktif dalam sistem distribusi pada perekonomian nasional, dimana "pemuda" dari segala lapisan masyarakat, dari yang tinggal di desa maupun di kota-kota besar, baik yang berpendidikan tinggi maupun yang putus sekolah atau pengangguran dapat terlibat dan berperan semua pada setiap tingkat sistem penyaluran baik dari agen tunggal - sub agen - grosir maupun sampai dengan pada pengecer. Diharapkan dengan dinamika dan inisiatif dari tenaga-tenaga ekonomi muda Indonesia dampaknya terdapat kemakmuran yang merata dan perangkat ekonomi berada di dalam tangan-tangan terampil "pemuda" Indonesia sendiri. Kemampuan berswasembada dan mandiri harus dimiliki dan diwujudkan oleh generasi muda/"pemuda".


"Peranan" lain adalah dalam aspek sosial yang mendukung peran aspek ekonomi, misalnya berupa pengembangan sistem informasi dan komunikasi maupun produksinya. Misalnya dengan melibatkan ORARI, dapat memberikan bantuan informasi dan komunikasi mengenai situasi pasar, sarana produksi dan seterusnya.


"Peranan" berikutnya, adalah "peran" aktif "pemuda" dalam usaha-usaha perdamaian dunia dapat dimulai dari kerja sama bahu membahu para kelompok "pemuda" dari berbagai negara di dalam rangka menempa diri menjadi warga negara yang bertanggung-jawab. Dengan rasa solidaritas yang tinggi diantara "pemuda" yang bersifat Internasional dapat saling memotivasi untuk berjuang bagi terwujudnya keadilan sosial dan perdamaian abadi dunia.


Pemerintah Indonesia memang telah menyatakan, bahwa tahun 1986-1996 adalah sebagai "Dasawarsa Ke"pemuda"an. Pernyataan ini menandakan keprihatinan yang tinggi terhadap masalah generasi muda/"pemuda" di Indonesia. Sampai pada akhir tahun Dasawarsa Ke"pemuda"an ini telah dibuktikan dengan langkah-langkah nyata, baik oleh pemerintah maupun masyarakat.


Yang perlu mendapat perhatian dari generasi muda/"pemuda" sekarang ini adalah mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, seperti yang diamanatkan oleh Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.


Dari sisi ini kita memandang pentingnya suatu perencanaan pembangunan ke depan yang meletakkan masalah generasi muda/"pemuda" lebih baik lagi. Dalam posisi semacam itu, setiap pihak akan makin terundang untuk ikut memperhatikan sisi generasi muda/"pemuda" dalam setiap langkah yang akan dilakukan. Dan dengan cara itu pula, maka sebenarnya semua pihak sedang dilibatkan pada proses penyiapan "generasi - masa depan - bangsa" yang lebih baik, yang tidak dibebani oleh kompleks traumatik sebagai akibat ketidak-mampuan menghadapi realitas hidup yang semakin berat. 
Read more »
These icons link to social bookmarking sites where readers can share and discover new web pages.
  • Digg
  • Sphinn
  • del.icio.us
  • Facebook
  • Mixx
  • Google
  • Furl
  • Reddit
  • Spurl
  • StumbleUpon
  • Technorati

Pemuda dan Masa Depan Islam



Ada sebuah pohon, yang Allah ciptakan di dunia ini, yang patut menjadi contoh bagi kita semua para orang tua, yaitu pohon pisang. Perlu kita satukan visi terlebih dahulu bahwa, yang namanya orang tua bukan berarti harus selalu hubungan antara orang yang melahirkan kita dengan anak. Tetapi, bisa juga hubungan antara seseorang yang dianggap lebih tua secara usia dan kedewasaan dengan orang yang lebih muda, misal adik dan kakak atau om dan kemenakan dan sebagainya. Kembali lagi soal Pohon Pisang, kalau kita amati pohon pisang itu walaupun lunak, tidak kokoh, kalau ada angin yang kencang mudah roboh. Tetapi, dibalik itu ada keistimewaan yang luar biasa. Yakni pohon pisang itu tidak akan pernah berbuah sebelum dia bertunas atau punya anak. Hal ini bisa kita amati dan kita teliti yang ada di sekitar kita.
Tidak ada pohon pisang yang berbuah sebelum dia menurunkan generasi penerusnya. Artinya, bahwa Allah SWT memberi pelajaran kepada kita melalui pohon pisang itu untuk berfikir jauh ke depan. Tidak hanya berfikir untuk masa kita sekarang, tetapi juga berfikir dan memikirkan bagaimana generasi muda kita ke depan? Mengapa pohon pisang tidak mau berbuah sebelum menurunkan generasi? Karena kalau pohon pisang berbuah sebelum punya generasi, maka dia akan cepat matang buahnya lalu ditebang oleh pemiliknya dan habislah riwayatnya. Tetapi tampaknya tidak demikian yang diharapkan oleh Allah dari pohon pisang. Lahirkan generasi dulu, siapkan generasi penerus baru silahkan engkau berbuah kemudian bersiap menyudahi kehidupannya. Itulah sedikit prolog tema posting kali ini Pemuda dan Masa depan Islam.
Dalam surat an-Nisa ayat 9 Allah SWT berfirman yang maknanya:
Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.
Ayat ini khithobnya (sasarannya) adalah kepada kita generasi yang lebih tua. Yaitu, hendaklah generasi tua memikirkan nasib generasi muda, keberlangsungan masa depan mereka juga masa depan agama mereka. Bagi para kawula muda dan para remaja ayat ini juga menjadi sandaran dan pijakan kuat bahwa Al-Qur’an memandang masa muda itu tidak ringan. Masa muda dan remaja itu penuh dengan tantangan. Ini harus disadari dan dihayati oleh para generasi muda. Nyata dalam Al-Qur’an memberikan nasehat hendaknya kaum tua mawas diri dan waspada seandainya mereka meninggalkan anak cucu atau generasi yang lemah.
Kata dhi’aafa (lemah) dalam ayat di atas tentu berdimensi luas. Mencakup berbagai aspek kehidupan, khususnya lemah dalam hal meneruskan perjuangan generasi tua. Dimensi pertama lemah akidahnya. Ini tentu yang paling utama, yaitu hendaklah generasi tua mawas diri seandainya meninggalkan generasi muda yang lemah akidahnya. Kita umat Islam jangan sampai meninggalkan generasi yang goyah imannya. Karena kalau goyah pada dimensi pertama ini, maka hidup ini tidak ada artinya menurut pandangan agama. Karena diutusnya para Nabi atau Rasul itu adalah untuk membentengi akidah umatnya. Pada Rasul itu hampir tidak ada yang menonjolkan ilmu pengetahuan, meskipun mereka ahli ilmu pengetahuan. Nabi Dawud adalah orang yang ahli dalam bidang konstruksi baja (besi), tetapi dia menonjolkan dakwah ilahiyahnya. Pendekatan utama dakwahnya adalah lewat pondasi iman dan akidah, baru selanjutnya ilmu pengetahuan dan teknologi.
Dimensi kedua adalah lemah dalam fisiknya. Jangan sampai generasi muda kita punya fisik yang lemah, rentan terkena penyakit. Maka ini adalah tanggung jawab generasi tua ketika mereka dalam masa pertumbuhan untuk menyiapkan generasi muda yang sehat fisiknya, sehat ekonominya dan juga sehat secara pendidikan.
Tantangan pemuda Islam saat ini yang pertama adalah tantangan secara cultural. Karena perkembangan iptek saat ini telah membuat pemuda kita mudah goyah. Iptek telah membuat kemajuan yang luar biasa keseluruhan dimensi kehidupan, dimensia social, budaya, ekonomi dan sebagainya. Perkembangan iptek secara tidak langsung membawa tantangan kepada pemuda-pemuda kita. Dari situasi yang seringkali muncul adalah terjadinya krisis identitas. Terjadi kelemahan cultural karena mereka tidak mau menunjukkan identitasnya sebagai seorang muslim dan bahkan mereka merasa malu dan enggan untuk menampakkan identitas sebagai generasi muslim. Ini yang harus kita waspadai sebagai orang tua.
Factor yang menjadi pemicu krisis cultural identity ini adalah lemahnya pemahaman akan agama Islam. Anak-anak kita atau adik-adik kita seringkali hanya terfokus pada study di sekolah saja dan melupakan tugas utamanya sebagai seorang muslim yaitu ibadah. Menuntut ilmu bukan hanya sekedar di bangku sekolah formal. Mengaji, mengikuti majelis taklim atau sekedar menyempatkan beberapa menit untuk mendengarkan dakwah adalah salah satu cara kita dalam dalam memahami agama.
Yang ketiga adalah lemahnya skill para pemuda muslim. Keterbatasan atau ketidakmampuan dalam skill membuat banyak pemuda islam goyah dalam hidupnya. Kalau sudah goyah, ini akan membahayakan mental dari pemuda kita. Dalam situasi yang sudah meng-global dan sangat komplek seperti sekarang ini, akan sangat rentan bagi pemuda terseret dalam kerapuhan iman. Seyogyanya kita sebagai umat muslim saling membantu dan mendo’akan satu sama lain. Dan yang lebih penting saat ini adalah bagaimana kita turut membantu mengembangkan skill dan menumbuhkan jiwa entrepreneur dalam diri setiap pemuda muslim. Bukankah Rasulullah sendiri adalah suri teladan yang nyata bagi umat muslim untuk mengembangkan jiwa entrepreneurship dan leadership?
Sebagai penutup, mari kita coba sarikan kembali langkah apa yang perlu kita ambil dalam menghadapi situasi seperti sekarang ini. Pertama; berikan penyadaran kepada anak-anak kita, adik-adik kita dan saudara-saudara kita sesama umat muslim bahwa dunia telah berubah dan banyak sekali godaan dan tantangan yang akan kita hadapi. Kita harus melakukan personal approach pada mereka dan memberikan penjelasan secara comprehensive terhadap segala efek negative yang akan terjadi jika mereka lupa akan agamanya. Dunia boleh berupa, peradaban boleh berkembang tapi Al-Qur’an dan hadizt adalah pedoman utama umat Islam dalam menghadapi setiap perubahan zaman. Al-Qur’an adalah penuntun kita dijalan yang diridhoi oleh Allah. Kedua; kita harus melakukan pendisiplinan untuk melakukan sesuatu yang terpuji baik di rumah, sekolah dan masyarakat sejak dini. Bahkan sedini mungkin kalau dimungkinkan. Karena dengan melakukan pendisiplin perilaku yang baik sejak dini maka akan menjadi pondasi yang kuat bagi pemuda dalam menghadapi tantangan di zamannya kelak. Dengan begitu kita berharap, insyaallah generasi pemuda Islam akan bisa meneruskan tongkat estafet dari orangtua untuk masa-masa yang akan datang. Amin ya Rabbal alamin.


Read more »
These icons link to social bookmarking sites where readers can share and discover new web pages.
  • Digg
  • Sphinn
  • del.icio.us
  • Facebook
  • Mixx
  • Google
  • Furl
  • Reddit
  • Spurl
  • StumbleUpon
  • Technorati

PERGAULAN REMAJA MUSLIM

Berbicara tentang remaja selalu mendapat tanggapan yang beraneka ragam. Sayangnya, sekarang ini kesan yang ada dalam benak masyarakat justru cenderung kebanyakan negatif. Dimulai dari perkelahian antar pelajar, pornografi, kebut-kebutan, tindakan kriminal seperti pencurian dan perampasan barang orang lain, pengedaran dan pesta obat-obat terlarang, bahkan yang sekarang lagi heboh adalah dampak pergaulan bebas yang semakin mengkhawatirkan.
Apalagi sekarang terpaan media informasi di abad millennium ini semakin merambah dengan cepat. Di daerah yang tidak diduga sekalipun bahkan terpencil ada saja tempat untuk pemutaran film-film porno. Rental VCD bertebaran di setiap tempat, belum lagi media cetak yang demikian bebas mengumbar informasi sensual dan kemesuman
Satu masalah yang perlu mendapat perhatian serius adalah bebasnya hubungan antar jenis diantara pemuda yang nantinya menjadi tonggak pembaharuan. Islam sangat memperhatikan masalah ini dan banyak memberikan rambu-rambu untuk bisa berhati-hati dalam melewati masa muda. Suatu masa yang akan ditanya Allah di hari kiamat diantara empat masa kehidupan di dunia ini.

Islam telah mengatur etika pergaulan remaja. Perilaku tersebut merupakan batasan-batasan yang dilandasi nilai-nilai agama. Oleh karena itu perilaku tersebut harus diperhatikan, dipelihara, dan dilaksanakan oleh para remaja. Perilaku yang menjadi batasan dalam pergaulan adalah :

1. Menutup Aurat
Islam telah mewajibkan laki-laki dan perempuan untuk menutup aurot demi menjaga kehormatan diri dan kebersihan hati. Aurot merupakan anggota tubuh yang harus ditutupi dan tidak boleh diperlihatkan kepada orang yang bukan mahramnya terutama kepada lawan jenis agar tidak boleh kepada jenis agar tidak membangkitkan nafsu birahi serta menimbulkan fitnah.
Aurat laki-laki yaitu anggota tubuh antara pusar dan lutut sedangkan aurat bagi wanita yaitu seluruh anggota tubuh kecuali muka dan kedua telapak tangan.
Di samping aurat, Pakaian yang di kenakan tidak boleh ketat sehingga memperhatikan lekuk anggota tubuh, dan juga tidak boleh transparan atau tipis sehingga tembus pandang.
2. Menjauhi perbuatan zina
Pergaulan antara laki-laki dengan perempuan di perbolehkan sampai pada batas tidak membuka peluang terjadinya perbuatan dosa. Islam adalah agama yang menjaga kesucian, pergaulan di dalam islam adalah pergaulan yang dilandasi oleh nilai-nilai kesucian. Dalam pergaulan dengan lawan jenis harus dijaga jarak sehingga tidak ada kesempatan terjadinya kejahatan seksual yang pada gilirannya akan merusak bagi pelaku maupun bagi masyarakat umum. Dalam Al-Qur’an Allah berfirman dalam Surat Al-Isra’ ayat 32:
“Dan janganlah kamu mendekati zina, Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk”
Dalam rangka menjaga kesucian pergaulan remaja agar terhindar dari perbuatan zina, islam telah membuat batasan-batasan sebagai berikut :
  1. Laki-laki tidak boleh berdua-duaan dengan perempuan yang bukan mahramnya. Jika laki-laki dan perempuan di tempat sepi maka yang ketiga adalah syetan, mula-mula saling berpandangan, lalu berpegangan, dan akhirnya menjurus pada perzinaan, itu semua adalah bujuk rayu syetan.
  2. Laki-laki dan perempuan yang bukan muhrim tidak boleh bersentuhan secara fisik. Saling bersentuhan yang dilarang dalam islam adalah sentuhan yang disengaja dan disertai nafsu birahi. Tetapi bersentuhan yang tidak disengaja tanpa disertai nafsu birahi tidaklah dilarang.

Tata Cara Pergaulan Remaja
Semua agama dan tradisi telah mengatur tata cara pergaulan remaja. Ajaran islam sebagai pedoman hidup umatnya, juga telah mengatur tata cara pergaulan remaja yang dilandasi nilai-nilai agama. Tata cara itu meliputi :
a. Mengucapkan Salam
Ucapan salam ketika bertemu dengan teman atau orang lain sesama muslim, ucapan salam adalah do’a. Berarti dengan ucapan salam kita telah mendoakan teman tersebut.

b. Meminta Izin
Meminta izin di sini dalam artian kita tidak boleh meremehkan hak-hak atau milik teman apabila kita hendak menggunakan barang milik teman maka kita harus meminta izin terlebih dahulu

c. Menghormati orang yang lebih tua dan menyayangi yang lebih muda
Remaja sebagai orang yang lebih muda sebaiknya menghormati yang lebih tua dan mengambil pelajaran dari hidup mereka. Selain itu, remaja juga harus menyayangi kepada adik yang lebih muda darinya, dan yang paling penting adalah memberikan tuntunan dan bimbingan kepada mereka ke jalan yang benar dan penuh kasih sayang.

d. Bersikap santun dan tidak sombong
Dalam bergaul, penekanan perilaku yang baik sangat ditekankan agar teman bisa merasa nyaman berteman dengan kita. Kemudian sikap dasar remaja yang biasanya ingin terlihat lebih dari temannya sungguh tidak diterapkan dalam islam bahkan sombong merupakan sifat tercela yang dibenci Allah.

e. Berbicara dengan perkataan yang sopan
Islam mengajarkan bahwa bila kita berkata, utamakanlah perkataan yang bermanfaat, dengan suara yang lembut, dengan gaya yang wajar .

f. Tidak boleh saling menghina
Menghina / mengumpat hukumnya dilarang dalam islam sehingga dalam pergaulan sebaiknya hindari saling menghina di antara teman.

g. Tak boleh saling membenci dan iri hati
Rasa iri akan berdampak dapat berkembang menjadi kebencian yang pada akhirnya mengakibatkan putusnya hubungan baik di antara teman. Iri hati merupakan penyakit hati yang membuat hati kita dapat merasakan ketenangan serta merupakan sifat tercela baik di hadapan Allah dan manusia.

h. Mengisi waktu luang dengan kegiatan yang bermanfaat
Masa remaja sebaiknya dipergunakan untuk kegiatan-kegiatan yang positif dan bermanfaat remaja harus membagi waktunya efisien mungkin, dengan cara membagi waktu menjadi 3 bagian yaitu : sepertiga untuk beribadah kepada Allah, sepertiga untuk dirinya dan sepertiga lagi untuk orang lain.

i. Mengajak untuk berbuat kebaikan
Orang yang memberi petunjuk kepada teman ke jalan yang benar akan mendapatkan pahala seperti teman yang melakukan kebaikan itu, dan ajakan untuk berbuat kebajikan merupakan suatu bentuk kasih sayang terhadap teman.

Demikian beberapa tata cara pergaulan remaja yang dilandasi nilai-nilai moral dan ajaran islam. Tata cara tersebut hendaknya dijadikan pedoman bagi remaja dalam bergaul dengan teman-temannya.Mudah-mudahan ini bisa kita jadikan renungan atau muhasabah
Read more »
These icons link to social bookmarking sites where readers can share and discover new web pages.
  • Digg
  • Sphinn
  • del.icio.us
  • Facebook
  • Mixx
  • Google
  • Furl
  • Reddit
  • Spurl
  • StumbleUpon
  • Technorati

Membangun Akhlak yang Mulia

MEMBANGUN AKHLAK YANG MULIA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI



Perilaku dan Tabiat Manusia, baik yang terpuji maupun tercela disebut akhlak. Dalam bahasa Indonesia, akhlak sering disebut “moral” atau “etika”. Secara etimologi, akhlak berasal dari bahasa Arab, akhlaq. Secara umum kedudukan akhlak adalah universal. Nilai-nilai standar tentang akhlak sudah dihujamkan oleh Allah SWT ke dalam jiwa manusia sejak mereka lahir : “Maka Dia ilhamkan dalam jiwa itu kecenderungan untuk berbuat buruk (hawa nafsu) dan kecenderungan untuk berbuat takwa” (QS asy-Syams [91] : 8).
Di sudut manapun di dunia ini, baik mereka yang mengenal Islam ataupun yang buta sama sekali, mereka semua akan memandang perbuatan dusta, ingkar-janji, fitnah dan berbagai keburukan perilaku yang lain sebagai perbuatan yang hina, culas dan salah. Jiwa manusia standar mengakui ini.
Datangnya Islam, adalah untuk menyempurnakan akhlak manusia. Sesuai dengan sabda Rasulullah: انما بعثت لاتمم مكارم الأخلاق  (Bahwasanya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak).
Akhlak dalam ajaran Islam tidak dapat disamakan dengan etika, jika etika dibatasi pada sopan santun antara sesama manusia, serta hanya berkaitan dengan tingkah laku lahiriyah, dan semata didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan kemanusiaan. Lebih dari itu akhlak adalah ibadah yang mesti didasarkan atas semangat penghambaan kepada Allah Ta’ala. Seorang Muslim menjadikan akhlaknya sebagai sarana mendekatkan diri pada Allah. Dia mengerjakan itu semua bukan didasarkan atas motivasi ingin mencari pamrih, pujian, atau kebanggaan. Akhlak adalah rangkaian amal kebajikan yang diharapkan akan mencukupi untuk menjadi bekal pulang ke negeri akhirat nanti.
Puncak derajat kemanusian seseorang dinilai dari kualitas akhlaknya. Bahkan kualitas keimanan pun juga diukur dari akhlak. Seluas apapun kadar kelimuan seseorang tetang Islam, sehebat apapun dirinya ketika melakukan ibadah, atau sekencang apapun pengakuannya tetang kuatnya keimanan yang dia miliki, semua itu tidak memberi jaminan. Tetap saja, alat ukur yang paling akurat untuk menilai kemuliaan seseorang adalah kualitas akhlaknya.
Ada beberapa sasaran akhlak dalam Islam :
1.      Akhlak terhadap Allah :
Titik tolak akhlak terhadap Allah adalah pengakuan dan kesadaran bahwa tiada Tuhan melainkan Allah. Dia memiliki sifat-sifat terpuji. Bertasbih kepada-Nya. Memuji kepada-Nya. Bertawakal kepada Allah. Bersyukur kepada Allah. Bersabar atas segala Ujian dan cobaan yang diberikan Allah.
2.      Akhlak terhadap sesama manusia :
Pilar-pilar yang merupakan kunci kemuliaan akhlak :
-          Jujur terpercaya : Kejujuran merupakan fondasi terpenting dalam bangunan akhlak. Tanpa kejujuran akan hilang kepercayaan. Selembut apapun sikap seseorang, seramah apapun tutur katanya, bahkan seproduktif apapun kegemarannya menolong orang lain, tetap saja semua itu tidak banyak membantu jika tidak jujur. Orang lemah lembut tapi tidak jujur akan diprasangkai punya maksud buruk di balik keramahannya itu.
Adapun cara untuk bisa jujur terpercaya hal-hal yang mesti dilakukan adalah:
Jujur perkataan : Pastikanlah bahwa setiap perkataan yang keluar dari lisan kita terlebih dulu telah melalui proses pertimbangan yang matang. Jangan sampai kita tergelincir dengan mengatakan sesuatu berupa kebohongan, sengaja atau tidak. Ketika sekali saja berbohong, maka kebohongan itu akan terus menghatui dan memenjarakan dirinya. Dia akan ketakutan jika sewaktu-waktu kebohongannya akan terbongkar. Dia akan terus menutupi kebohongannya dengan berbohong kembali agar kehormatannya selamat.
Menepati Janji : Janji itu sejenis sumpah, dan sumpah itu adalah hutang yang akan terbawa sampai mati. Siapapun yang berjanji, maka janji itu benar-benar harus diperjuangkan mati-matian untuk ditepati. Kita harus rela berkorban demi janji ini ditepati. Karena kesanggupan menepati janji adalah bukti kemuliaan akhlak seseorang.
Melaksanakan amanah : “Hai orang-orang beriman, janganlah kalian mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad saw) dan janganlah kalian mengingkari amanah-amanah yang dipercayakan kepadamu sedang kalian mengetahui.” (QS al-Anfal [8]: 27). Bertanggung jawablah bila melakukan kesalahan. Seberat apapun hukuman dunia yang harus dipikul karena kesalahan itu, masihlah lebih ringan dibandingkan hukuman berupa siksa Allah yang perihnya tiada terlukiskan oleh gambaran apapun. Bertanggung jawablah selaku orang mu’min. bertanggung jawablah selama di perjalanan. Jangan menyerobot, tak mau antri, dan selalu berbuat bising di jalan. Dll.
-          Ramah dan lemah lembut : keramahan merupakan perpaduan dari amal-amal hati, niat yang tulus, serta kegigihan untuk selalu bersikap baik. Keramahan merupakan tahap awal kemuliaan akhlak. Alasannya adalah :
1.      Keramahan adalah tanda kerendahan hati, ketawadhuan. Orang yang sombong cenderung untuk bersikap kasar, berhati keras, ketus, angkuh, dalam gerak-gerik maupun ucapannya.
2.      Keramahan merupakan tanda kesabaran dan kesanggupan mengendalikan diri dalam berinteraksi dengan aneka macam perilaku orang lain.
3.      Keramahan yang tulus merupakan indikasi melimpahnya rasa kasih sayang dan kegemaran hati untuk menghormati orang lain. Di sana tumbuh rasa persaudaraan yang menjadi dasar sikap mulia dan kebahagiaan. Keramahan sulit sekali dilakukan oleh orang yang hatinya penuh dengan permusuhan.
Bila kita ingin memiliki keramahan, komponen-komponen di bawah ini insya Allah bisa kita jadikan bahan evaluasi diri sekaligus sebagai program pelatihan mandiri untuk menjadi pribadi yang ramah :
a.       Wajah yang cerah dan jernih
b.      Tutur kata yang lembut
c.       Sikap yang sopan dan penuh etika
d.      Berjiwa lapang-dada dalam menyikapi orang lain
Agar kita berlapang dada, ada beberapa persiapan-persiapan yang harus kita lakukan:
1.      Persiapkanlah mental kita bahwa kita harus siap menghadapi orang yang kurang menyenangkan, orang yang kurang menghargai atau bahkan orang yang hendak meremehkan kita.
2.      Belajarlah untuk memaklumi dan memahami bahwa latar belakang seseorang amat beragam, sering berbeda-beda.
3.      Berbaik sangkalah kepada siapapun karena Allah. Jangan biasakan mengawali sesuatu dengan prasangka buruk, karena itu akan sangat mempengaruhi cara berpikir, cara bersikap dan bertutur kata.
4.      Mengalahlah.  Mengalahlah jika sekiranya akan menjadi kebaikan bagi semua.
5.      Maafkanlah, dan janganlah mata ini terpejam sebelum berikrar untuk memaafkan orang lain.
3.      Akhlak terhadap lingkungan. Yang dimaksud lingkungan di sini adalah segala sesuatu yang berada di sekitar manusia, baik binatang, tumbuh-tumbuhan, maupun benda-benda tak bernyawa. Pada dasarnya, akhlak yang diajarkan Islam terhadap lingkungan bersumber dari fungsi manusia sebagai khalifah. Kekhalifahan menuntut adanya interaksi antara manusia dengan sesamanya dan manusia terhadap alam. Kekhalifahan mengandung arti pengayoman, pemeliharaan, serta pembimbingan, agar setiap makhluk mencapai tujuan penciptaannya.



Read more »
These icons link to social bookmarking sites where readers can share and discover new web pages.
  • Digg
  • Sphinn
  • del.icio.us
  • Facebook
  • Mixx
  • Google
  • Furl
  • Reddit
  • Spurl
  • StumbleUpon
  • Technorati